Menjadi pembunuh bukan berarti dilakukan melalu tangannya sendiri, garis politik yang ditempuh oleh seorang kepala negara dalam banyak kasus telah menimbulkan banyak kematian rakyatnya sendiri. Aksi penentangan sering diakhiri dengan pembunuhan. Berapa jumlah korban pembunuhan akibat pertikaian politik maupun oleh karena penentangan, jika ditotal jumlah yang tewas baik dipihak penguasa maupun penentang dan korban tidak berdosa ternyata Suharto termasuk dalam rangking dunia jumlah kematian rakyatnya selama masa kekuasaannya.
Sebagai bangsa timur, tidak etis kalau disebut pemimpin kita adalah pembunuh, mungkin lebih tepat disebut ‘maut” yang lebih mendekati kebenaran karena maut adalah selesainya ajal manusia. Keselamatan bangsa adalah menjadi tanggung jawab pimpinanya, jumlah kematian akibat pertikaian politik maupun perlawanan akan selalu membawa predikat pada pemimpin negara. Lembaga hak asasi manusia baik itu yang didirikan oleh negara maupun lembaga dunia selalu mempublikasikan data korban dalam rentang pemerintahan seorang kepala negara dan hal ini dijadikan masukan bagi negara2 untuk mengambil langkah hubungan diplomasinya.
Mao Zedong dilahirkan tahun 1893 di desa Shao-shan di propinsi Hunan, Cina daratan. Ayahnya adalah seorang petani yang cukup berada. Di tahun 1911, tatkala Mao masih mahasiswa usia sembilan belas tahun, revolusi pecah memporakporandakan dinasti Ch’ing yang memang sudah melapuk dan brengsek, padahal dinasti ini telah memerintah Cina sejak abad ke-17. Hanya dalam tempo beberapa bulan saja pemerintahan kaisar sudah terhalau dan terjungkir, dan Cina diproklamirkan sebagai sebuah republik. Sayangnya, pemimpin-pemimpin revolusi tidak mampu mendirikan suatu pemerintahan yang kompak dan stabil dan revolusi ditandai oleh keresahan dan perang saudara dalam jangka waktu lama, boleh dibilang berlangsung hingga tahun 1949. Mao berhasil mengambil alih kekuasaian dari partai nasionalis kuomintang yang telah terdesak ke Pulau Formosa. Mao bersama istrinya Jiang Qing secara bersama memimpin negeri china dengan tangan besi, melalui revolusi kebudayaan yang terkenal itu, pemerintahan dijalankan secara represive.
Kini Uni Soviet telah bubar sejalan dengan gerakan perestroika yang dicanangkan oleh Mikail Gorbachev pemimpin Uni Soviet yang terakhir.
Uni Soviet telah menjelma menjadi 13 negara yang berdaulat dimana Russia menjadi salah satu negeri yang manis dewasa ini.
Ketika Perang Dunia II akan berakhir, Hitler bunuh diri di bunker bawah tanah-nya di Berlin bersama istrinya yang dinikahinya belum lama di dalam bunker, Eva Braun. Selama masa pemerintahannya, korban akibat obsesi teori evolusi Darwin, 11 juta nyawa melayang oleh kekejamannya.
Korut dibawah Kim Jong Il saat ini sering mendapat tekanan dunia internasional akibat proyek nuklirnya. Negara yang terpecah akibat perang saudara ini menginduk kepada China yang sosialis sedangkan saudaranya Korsel menginduk Amerika Serikat yang memiliki pangkalan militer dinegeri ini. Secara ekonomi Korsel lebih maju ekonominya dibandingkan Korut, Indonesia termasuk negara yang yang mengirim TKI untuk mengisi peluang di Korsel.
Bagaimana sepak terjang Suharto selama pemerintahannya, tentu banyak bangsa ini yang pernah merasakannya.
Kita sebagai bangsa Indonesia berharap bahwa jumlah 2 juta jiwa yang dilansir oleh lebaga HAM tersebut salah, mungkin hanya 200 ribu saja, mungkin hanya 2000 orang saja yang menjadi korban akibat pertikaian politik mulai dari pemebrantasan PKI, Timor Timur, Tanjung Priok, Talangsari, Trisakti sampai kerusuhan menjelang lengsernya suharto pada tahun 1998. Dua juta jiwa itu setara dengan jumlah penduduk kota Bandung. (kompas.com)
0 komentar:
Posting Komentar