Makam yang diduga telah dibangun oleh Thomas di atas jasad Yesus itu berlokasi di distrik Khanyar, di pusat ibu kota Kashmir, Srinagar. Di jalan sebelah makam itu, terpampang sebuah papan-nama, dengan tulisan putih menonjol yang sudah tua: “Rozabal”, yakni kependekan dari “Rauza Bal”.
“Rauza” adalah kata-kata yang berarti “Makam Nabi”, sebagaimana berlainan dengan Wali itu (yang disebut “Ziarat”). Bangunan itu persegi empat dan mempunyai satu ruangan mungil yang terpadu padanya. Di belakang bangunan itu terdapat pemakaman kaum Muslimin, dimana makam-makam tersebut, sesuai dengan kebiasaan kaum Muslimin, membujur ke Utara-Selatan.
Kalau berjalan terus masuk ke Rozabal kemudian masuk ke dalam ruangan (karena tempat itu disucikan oleh orang-orang Hindu dan Muslim, maka orang harus membuka alas kaki) orang pertamakali akan memasuki serambi. Di sekeliling ini ada kamar dalam, yang bila orang memasukinya harus melalui sebelah kiri dan sedikit membuka papan kayu yang ditulis (sebagai pengganti papan yang asli yang telah hilang), judul tulisan itu tertera: “Ziarat Yuza Asaf Khanyar”. “Makam” (ini menarik hati bahwa kata-kata itu di sini digunakan kata “ziarat”, sebagaimana telah kita lihat di muka, yakni yang berkenaan dengan orang-orang suci) Yuz Asaf, Khanyar”. Sedangkan sisa tulisan kaligrafi lainnya menunjukkan, bahwa Yuz Asaf sampai di Lembah Kashmir beberapa abad yang telah silam dan mempersembahkan kehidupan untuk mengajarkan kebenaran. Papan yang ada saat ini adalah persembahan Departemen Archeology (Kepurbakalaan) dari pemerintah Kashmir.
Di atas lantai serambi dalam terdapat dua batu maesan (batu kubur), keduanya ditutup dengan rangka-rangka kayu berukir. Salah satu batu yang terbesar adalah makam Yesus dan terletak agak ke muka dari serambi itu, sedangkan yang lebih kecil terletak dekat pintu masuk, ialah seorang Wali Muslim dari abad kelimabelas, Sayyid Nasiruddin. Ketaatannya kepada Yesus tiada terhingga, dan menurut kehendaknya supaya dimakamkan di dekat makam Yesus.
Dua batu maesan tersebut membujur ke Utara-Selatan, menurut kebiasaan kaum Muslimin, tetapi makam Yesus yang sebenarnya, yang terletak di bawah tanah, membujur ke Timur-Barat, sesuai dengan cara bangsa Yahudi. Waktu dahulu ruangan makam di bawah tanah tersebut dapat dicapai dengan menapaki satu tangga dari jalan sebelah barat bangunan, tetapi jalan masuk itu sekarang ditutup kecuali satu celah kecil.
Di lantai sudut sebelah timur-laut dari serambi utama itu diletakkan satu balok batu yang biasa digunakan untuk tempat lilin. Oleh sebab itu ia selalu tertutup oleh cairan lilin, tetapi ketika pada suatu hari, Professor Hassnain mulai menguliti cairan lilin tersebut, beliau mendapati patung salib yang mengeras, kemudian satu tasbih, dan setelah membersihkan permukaan batu tersebut lebih sempurna lagi, didapati sesuatu yang membekas dari telapak kaki yang nampak bekas-bekas luka penyaliban.
Sewaktu kami mengunjungi makam Yesus itu, kami dapat membuktikan, bahwa “cetakan telapak kaki” (footprints) tersebut tiada lain adalah ukiran pahat yang dikerjakan oleh seseorang zaman dahulu, yakni seorang ahli seni pahat yang tak dikenal. Demikianlah faktanya, bahwa ukiran pahat yang menggambarkan telapak kaki serta menonjolkan luka-luka penyaliban itu menunjukkan, bahwa siapa saja yang menyaksikan hal itu akan tahu bahwa Yuza Asaf dan Yesus orangnya itu-itu juga, dan ini menjadi saksi bukti.
Selama kunjungan kami ke Rozabal, kami selalu ditemani oleh seorang penjaga (kuncen), yang bertugas menjadi juru kunci. Berikut ini wawancara yang kami dapati bersamanya sewaktu kunjungan itu. (T = tanya, dan J = jawab):
T. Kenapa anda menjadi penjaga Rozabal?
J. Karena tradisi keluarga. Ayah saya, dan kakek saya dan ayah kakek saya..
T. Tapi kan anda bukan keluarga Basharat Saleem?
J. Ya, saya seorang keluarga jauh dari Basharat Saleem. (Saya harus banyak diam mengenai hal ini, karena Basharat Saleem bersikeras mengelak terhadap soal ini. Beliau hanya mengatakan bahwa penjaga makam itu semata-mata hanya seorang pegawai saja).
T. Apakah anda yakin bahwa makam ini makam Yesus?
J. Ini makamnya Yuza Asaf.
T. Dapatkah anda memberitahukan kepada saya, makam siapakah yang kedua dan lebih kecil itu?
J. Yuza Asaf seorang yang lebih mulia, maka baginya tidak cukup hanya diberikan satu maesan (batu kubur): beliau memiliki dua. (Orang lain di Srinagar mencoba meyakinkan saya mengenai batu kubur yang kedua itu, bahwa dia adalah seorang utusan dari Mesir yang dikirim ke Kashmir di zaman dahulu, kata mereka. Kedua versi itu salah, jawaban-jawaban si penjaga makam itu adalah ciri khas orang yang amat sederhana, yang hanya bertanggungjawab langsung memelihara bangunan itu, yang benar-benar tidak tahu apa-apa perihal tempat yang amat bersejarah itu).
T. Apa agama anda?
J. Saya Muslim.
T. Oleh agama-agama apa saja bangunan ini disucikan?
J. Bagi orang-orang Muslim, Kristen, Yahudi dan Hindu. Katanya, bahwa sejak zaman dahulu kala banyak sekali orang dari berbagai agama telah datang untuk menyampaikan rasa hormat ke tempat ini. Tandatangantandatangan di buku tamu para pengunjung Rozabal ini dapat menjadi saksi baginya.
T. Dapatkah anda mengingat-ingat, siapa sajakah orang penting yang pernah berziarah ke tempat ini?
J. Banyak sekali orang terpelajar dan Professor sampai ke sini, tetapi bagi saya khususnya, orang-orang penting yang pernah menziarahi Rozabal ini adalah paman kami, Perdana Menteri Indira Ghandi. Banyak juga para bintang film sampai ke sini.
T. Apakah anda ingat, adakah beberapa pendeta Kristen yang sampai ke sini?
J. Mungkin sekali telah banyak yang datang, karena di sini banyak sekali berbagai sekolah Kristen, tetapi saya tidak ingat orang-orang itu.
Juru bahasa selama kunjungan ini adalah putera Professor Hassnain, Mr. Fida, yang sangat banyak membantu kami selama kami tinggal di Kashmir.
Kesimpulannya, patut dicatat, bahwa orang-orang dari Kashmir yang berkunjung ke makam tersebut dan meninggalkan sesajen di sana, mereka tahu, bahwa itu adalah makamnya Hazrat Yuz Asaf atau Nabi Sahib (Sahib adalah bahasa Urdu yang artinya Bapak atau Tuan.- Penj.), Shahzada Nabi (“Pangeran Nabi”) atau Isa Sahib (yakni Nabi ‘Isa atau Yesus).
DALIL TENTANG WAFATNYA NABI ISA
Kepercayaan tentang masih hidupnya Nabi Isa as di langit, merupakan salah satu bahaya besar bagi agama Islam.
Kaum Muslimin yang percaya bahwa Nabi Isa as masih hidup di langit dengan jasad kasarnya dengan tidak sadar mereka telah mendukung dan membantu kelangsungan hidup agama Kristen serta lebih memuliakan Nabi Isa as dari pada Nabi Besar Muhammad s a.w. sendiri.
Kaum Muslimin yang beranggapan bahwa Nabi Isa as masih hidup di langit dengan badan kasarnya, mereka telah masuk kedalam golongan orang-orang yang syirk. Tentang syirk Allah swt berfirman: "Innasy syirka lazulmun azim." Sesungguhnya syirk itu zulman yang besar.
Sehubungan dengan masalah wafatnya Nabi Isa as ini, bahwa maju dan hidupnya agama Islam banyak bergantung kepada wafatnya Nabi Isa as
Dalil Pertama
Allah swt berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 117:
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلاَّ مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنتُ عَلَيْهِمْ شَهِيداً مَّا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنتَ أَنتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Artinya: ".. dan aku sementara menjadi penjaga atas mereka selama aku di antara mereka, akan tetapi setelah Engkau mewafatkan aku, maka Engkaulah yang menjadi Pengawas mereka dan Engkaulah Saksi atas segala sesuatu."
Keterangan: Dalam ayat ini Nabi Isa as menjawab kepada Allah swt. bahwa beliau selalu berusaha agar pengikut-pengikutnya jangan sampai menyembah tuhan lain kecuali Allah swt. Seterusnya - dengan jelas - beliau bersabda: "Tetapi setelah Engkau mewafatkan aku, aku tidak tahu apa-apa yang mereka
kerjakan."
Perkataan tawaffa dalam ayat itu artinya mati (kematian) sebagaimana kita baca dalam surah Ali Imran ayat 193: Artinya: ".. dan wafatkanlah kami dalam golongan orang-orang yang saleh."
Dalil Kedua
Allah swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 55:
Artinya: Ingatlah ketika Allah berfirman "Hai Isa,
sesungguhnya Aku akan mematikan engkau secara biasa dan akan meninggikan derajat engkau disisi-Ku dan akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang yang ingkar dan akan menjadikan orang-orang yang mengikut engkau diatas orang-orang yang ingkar hingga Hari Kiamat."
Keterangan: Di dalam Hadits Bukhari di bawah ayat itu Ditulis didapati keterangan, bahwa Hadrat Ibnu Abbas r.a. berkata: mutawafika artinya mematikan kamu.
Dan tentang arti kata: (rofiuka) di dalam Hadits Kanzuh Ummal jilid II hal. 53 terdapat keterangan sebagai
berikut:
Artinya: Apabila seorang abdi merendahkan hatinya, Allah meninggikan derajatnya sampai langit ketujuh.
Dalil Ketiga
Artinya: Al Masih ibnu Maryam tidak lain melainkan seorang Rasul, sesungguhnya telah berlalu Rasul-Rasul
sebelumnya. Dan ibunya adalah seorang yang amat benar. Mereka kedua-duanya biasa makan makanan.
Dalam surah Al-Anbiya ayat 8 Allah swt berfirman lagi:
Artinya: "Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal."
Keterangan: Nabi Isa as pun tidak terkecuali waktu beliau hidup di dunia ini harus makan Tetapi sekarang beliau tidak makan, artinya sudah wafat.
Dalil Keempat
Allah swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 144.
Artinya: "Dan Muhammad tiada lain melainkan seorang Rasul, sesungguhnya telah berlalu Rasul-Rasul sebelumnya."
Keterangan: Di dalam ayat lain dalam Quran Karim Allah swt berfirman: (Surah Al Baqarah ayat 141).
Artinya: "Itulah suatu ummat yang telah berlalu sesudah habis masanya."
Dalam kamus bahasa Arab "Lisanul Arab," terdapat tulisan (keterangan) yang bunyinya:
Artinya: Ia berlalu, apabila sudah mati.
Maksud ayat itu jelas sekali, bahwa semua Rasul yang datang sebelum Muhammad saw semuanya sudah wafat.
Dalil Kelima
Allah swt herfirman dalam surah Al A'raaf ayat 25:
Artinya: "Di situlah kamu akan hidup dan di situlah kamu akan mati dan dari padanyalah kamu dikeluarkan. "
Keterangan: Jadi menurut hukum (peraturan) Allah swt sebagaimana tersebut dalam ayat di atas, manusia hidup dan mati di atas dunia inilah. Manusia tidak bisa hidup di luar bumi ini tanpa hawa (udara) dari bumi. Sebab itu Nabi Isa as pun sudah wafat.
Dalil Keenam
Allah swt berfirman dalam surah Maryam ayat 31:
Artinya: "Dan Dia menjadikan aku (Isa as) seorang yang diberkati dimana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan menunaikan zakat selama aku hidup. "
Keterangan: Allah swt memerintahkan kepada Nabi Isa as agar selama beliau (Nabi Isa as) hidup harus mendirikan sholat dan membayar zakat. Tetapi pada dewasa ini beliau tidak membayar zakat lagi, artinya beliau sudah wafat.
Dalil Ketujuh
Allah swt berfirman dalam surah Anbiya ayat 34:
Artinya: "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu. Maka karena itu apakah jikalau kamu mati mereka akan kekal."
Keterangan: Menurut ayat ini, apabila Nabi Muhammad saw wafat, tidak mungkin bagi orang-orang lain, walaupun Nabi Isa as dapat hidup untuk selama-lamanya.
Dalil Kedelapan
Di dalam kitab Hadits Kanzul Ummal jilid IV hal. 160, Hadhrat Fatimah r.a. menerangkan bahwa Rasulullah saw
bersabda:
“Sesungguhnya Isa ibnu Maryam usianya seratus dua puluh tahun”.
Dalil Kesembilan
Rasulullahh saw bersabda (lihat Tafsir Ibnu Katsir jilid II hal. 100):
”Jika Musa as dan Isa as hidup, mereka harus ikut aku.”
Soal: Banyak orang yang salah menafsirkan surah An-Nisa ayat 157-158. Menurut mereka, Nabi Isa as tidak disalib, tetapi diangkat oleh Allah swt ke langit. Yang disalib itu adalah orang lain. (Oleh Allah swt diganti dengan orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa as). Ayatnya berbunyi:
Artinya: “Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula mematikannya di atas salib akan tetapi ia disamarkan kepada mereka seperti yang mati di atas salib. Malahan Allah swt telah meninggikan derajatnya kepada-Nya”.
Jawab & Keterangan: perkataan sholabuhu dalam ayat tersebut, bukan berarti bahwa orang-orang Yahudi tidak menaruh Nabi Isa as di atas salib, tetapi yang sebenarnya - mereka tidak menyalibkannya sampai mati.
Didalam kamus Al Munjid kita baca:
Artinya: "Ia menyalib tulang-tulang artinya mengeluarkan sumsumnya." Sedangkan Nabi Isa as tidak dipatahkan tulang-tulangnya.
Adapun maksud perkataan syubha bukan berarti bahwa Nabi Isa as disamarkan (diganti) dengan orang lain, tetapi beliau disamarkan seolah-olah telah mati di atas kayu salib. Yang menajdi pokok pembicaraan adalah nabi Isa [bukan orang lain], jadi mestinya Nabi Isa yang disamarkan [seperti mati], bukan orang lain yang disamarkan seperti Nabi Isa.
Tentang perkataan anjalna sudah dijelaskan dalam dalil kedua.
Soal: Banyak orang yang berkata, bahwa menurut Hadits Bukhari: Nabi Isa as akan turun dari langit.
Jawab pertama: Di dalam hadits tersebut tidak terdapat perkataan langit.
Jawab kedua: Perkataan anjalna artinya bukan turun dari langit. Contohnya yang lain kita baca dalam surah Al-Hadid ayat 25:
Artinya: "Dan Kami turunkan besi."
Semua manusia tahu dari mana datangnya besi.
Jawab ketiga: Maksud perkataan "Isa Ibnu Maryam," tidak berarti bahwa Isa Ibnu Maryam yang dulu yang akan datang (sebab Isa Ibnu Maryam sudah wafat), tetapi yang akan datang itu orang lain yang sifat-sifatnya seperti Nabi Isa as, sebagaimana Nabi Yahya as datang dalam sifat-sifat Nabi Ilyasa as (Matheus Bab 17 ayat 12-13).
Semoga Allah swt memberi taufik dan hidayat kepada semua kaum Muslimin agar mereka mengerti dan meyakini tentang wafatnya Nabi Isa as sebagaimana dijelaskan oleh dalil-dalil tersebut di atas, sebab keyakinan atau kepercayaan tentang wafatnya Nabi Isa as itu mengandung arti sukses dan kehormatan bagi agama Islam dan Rasulullah saw.
READ MORE - Makam NABI ISA as. di Kashmir
“Rauza” adalah kata-kata yang berarti “Makam Nabi”, sebagaimana berlainan dengan Wali itu (yang disebut “Ziarat”). Bangunan itu persegi empat dan mempunyai satu ruangan mungil yang terpadu padanya. Di belakang bangunan itu terdapat pemakaman kaum Muslimin, dimana makam-makam tersebut, sesuai dengan kebiasaan kaum Muslimin, membujur ke Utara-Selatan.
Kalau berjalan terus masuk ke Rozabal kemudian masuk ke dalam ruangan (karena tempat itu disucikan oleh orang-orang Hindu dan Muslim, maka orang harus membuka alas kaki) orang pertamakali akan memasuki serambi. Di sekeliling ini ada kamar dalam, yang bila orang memasukinya harus melalui sebelah kiri dan sedikit membuka papan kayu yang ditulis (sebagai pengganti papan yang asli yang telah hilang), judul tulisan itu tertera: “Ziarat Yuza Asaf Khanyar”. “Makam” (ini menarik hati bahwa kata-kata itu di sini digunakan kata “ziarat”, sebagaimana telah kita lihat di muka, yakni yang berkenaan dengan orang-orang suci) Yuz Asaf, Khanyar”. Sedangkan sisa tulisan kaligrafi lainnya menunjukkan, bahwa Yuz Asaf sampai di Lembah Kashmir beberapa abad yang telah silam dan mempersembahkan kehidupan untuk mengajarkan kebenaran. Papan yang ada saat ini adalah persembahan Departemen Archeology (Kepurbakalaan) dari pemerintah Kashmir.
Di atas lantai serambi dalam terdapat dua batu maesan (batu kubur), keduanya ditutup dengan rangka-rangka kayu berukir. Salah satu batu yang terbesar adalah makam Yesus dan terletak agak ke muka dari serambi itu, sedangkan yang lebih kecil terletak dekat pintu masuk, ialah seorang Wali Muslim dari abad kelimabelas, Sayyid Nasiruddin. Ketaatannya kepada Yesus tiada terhingga, dan menurut kehendaknya supaya dimakamkan di dekat makam Yesus.
Dua batu maesan tersebut membujur ke Utara-Selatan, menurut kebiasaan kaum Muslimin, tetapi makam Yesus yang sebenarnya, yang terletak di bawah tanah, membujur ke Timur-Barat, sesuai dengan cara bangsa Yahudi. Waktu dahulu ruangan makam di bawah tanah tersebut dapat dicapai dengan menapaki satu tangga dari jalan sebelah barat bangunan, tetapi jalan masuk itu sekarang ditutup kecuali satu celah kecil.
Di lantai sudut sebelah timur-laut dari serambi utama itu diletakkan satu balok batu yang biasa digunakan untuk tempat lilin. Oleh sebab itu ia selalu tertutup oleh cairan lilin, tetapi ketika pada suatu hari, Professor Hassnain mulai menguliti cairan lilin tersebut, beliau mendapati patung salib yang mengeras, kemudian satu tasbih, dan setelah membersihkan permukaan batu tersebut lebih sempurna lagi, didapati sesuatu yang membekas dari telapak kaki yang nampak bekas-bekas luka penyaliban.
Sewaktu kami mengunjungi makam Yesus itu, kami dapat membuktikan, bahwa “cetakan telapak kaki” (footprints) tersebut tiada lain adalah ukiran pahat yang dikerjakan oleh seseorang zaman dahulu, yakni seorang ahli seni pahat yang tak dikenal. Demikianlah faktanya, bahwa ukiran pahat yang menggambarkan telapak kaki serta menonjolkan luka-luka penyaliban itu menunjukkan, bahwa siapa saja yang menyaksikan hal itu akan tahu bahwa Yuza Asaf dan Yesus orangnya itu-itu juga, dan ini menjadi saksi bukti.
Selama kunjungan kami ke Rozabal, kami selalu ditemani oleh seorang penjaga (kuncen), yang bertugas menjadi juru kunci. Berikut ini wawancara yang kami dapati bersamanya sewaktu kunjungan itu. (T = tanya, dan J = jawab):
T. Kenapa anda menjadi penjaga Rozabal?
J. Karena tradisi keluarga. Ayah saya, dan kakek saya dan ayah kakek saya..
T. Tapi kan anda bukan keluarga Basharat Saleem?
J. Ya, saya seorang keluarga jauh dari Basharat Saleem. (Saya harus banyak diam mengenai hal ini, karena Basharat Saleem bersikeras mengelak terhadap soal ini. Beliau hanya mengatakan bahwa penjaga makam itu semata-mata hanya seorang pegawai saja).
T. Apakah anda yakin bahwa makam ini makam Yesus?
J. Ini makamnya Yuza Asaf.
T. Dapatkah anda memberitahukan kepada saya, makam siapakah yang kedua dan lebih kecil itu?
J. Yuza Asaf seorang yang lebih mulia, maka baginya tidak cukup hanya diberikan satu maesan (batu kubur): beliau memiliki dua. (Orang lain di Srinagar mencoba meyakinkan saya mengenai batu kubur yang kedua itu, bahwa dia adalah seorang utusan dari Mesir yang dikirim ke Kashmir di zaman dahulu, kata mereka. Kedua versi itu salah, jawaban-jawaban si penjaga makam itu adalah ciri khas orang yang amat sederhana, yang hanya bertanggungjawab langsung memelihara bangunan itu, yang benar-benar tidak tahu apa-apa perihal tempat yang amat bersejarah itu).
T. Apa agama anda?
J. Saya Muslim.
T. Oleh agama-agama apa saja bangunan ini disucikan?
J. Bagi orang-orang Muslim, Kristen, Yahudi dan Hindu. Katanya, bahwa sejak zaman dahulu kala banyak sekali orang dari berbagai agama telah datang untuk menyampaikan rasa hormat ke tempat ini. Tandatangantandatangan di buku tamu para pengunjung Rozabal ini dapat menjadi saksi baginya.
T. Dapatkah anda mengingat-ingat, siapa sajakah orang penting yang pernah berziarah ke tempat ini?
J. Banyak sekali orang terpelajar dan Professor sampai ke sini, tetapi bagi saya khususnya, orang-orang penting yang pernah menziarahi Rozabal ini adalah paman kami, Perdana Menteri Indira Ghandi. Banyak juga para bintang film sampai ke sini.
T. Apakah anda ingat, adakah beberapa pendeta Kristen yang sampai ke sini?
J. Mungkin sekali telah banyak yang datang, karena di sini banyak sekali berbagai sekolah Kristen, tetapi saya tidak ingat orang-orang itu.
Juru bahasa selama kunjungan ini adalah putera Professor Hassnain, Mr. Fida, yang sangat banyak membantu kami selama kami tinggal di Kashmir.
Kesimpulannya, patut dicatat, bahwa orang-orang dari Kashmir yang berkunjung ke makam tersebut dan meninggalkan sesajen di sana, mereka tahu, bahwa itu adalah makamnya Hazrat Yuz Asaf atau Nabi Sahib (Sahib adalah bahasa Urdu yang artinya Bapak atau Tuan.- Penj.), Shahzada Nabi (“Pangeran Nabi”) atau Isa Sahib (yakni Nabi ‘Isa atau Yesus).
DALIL TENTANG WAFATNYA NABI ISA
Kepercayaan tentang masih hidupnya Nabi Isa as di langit, merupakan salah satu bahaya besar bagi agama Islam.
Kaum Muslimin yang percaya bahwa Nabi Isa as masih hidup di langit dengan jasad kasarnya dengan tidak sadar mereka telah mendukung dan membantu kelangsungan hidup agama Kristen serta lebih memuliakan Nabi Isa as dari pada Nabi Besar Muhammad s a.w. sendiri.
Kaum Muslimin yang beranggapan bahwa Nabi Isa as masih hidup di langit dengan badan kasarnya, mereka telah masuk kedalam golongan orang-orang yang syirk. Tentang syirk Allah swt berfirman: "Innasy syirka lazulmun azim." Sesungguhnya syirk itu zulman yang besar.
Sehubungan dengan masalah wafatnya Nabi Isa as ini, bahwa maju dan hidupnya agama Islam banyak bergantung kepada wafatnya Nabi Isa as
Dalil Pertama
Allah swt berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 117:
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلاَّ مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنتُ عَلَيْهِمْ شَهِيداً مَّا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنتَ أَنتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Artinya: ".. dan aku sementara menjadi penjaga atas mereka selama aku di antara mereka, akan tetapi setelah Engkau mewafatkan aku, maka Engkaulah yang menjadi Pengawas mereka dan Engkaulah Saksi atas segala sesuatu."
Keterangan: Dalam ayat ini Nabi Isa as menjawab kepada Allah swt. bahwa beliau selalu berusaha agar pengikut-pengikutnya jangan sampai menyembah tuhan lain kecuali Allah swt. Seterusnya - dengan jelas - beliau bersabda: "Tetapi setelah Engkau mewafatkan aku, aku tidak tahu apa-apa yang mereka
kerjakan."
Perkataan tawaffa dalam ayat itu artinya mati (kematian) sebagaimana kita baca dalam surah Ali Imran ayat 193: Artinya: ".. dan wafatkanlah kami dalam golongan orang-orang yang saleh."
Dalil Kedua
Allah swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 55:
Artinya: Ingatlah ketika Allah berfirman "Hai Isa,
sesungguhnya Aku akan mematikan engkau secara biasa dan akan meninggikan derajat engkau disisi-Ku dan akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang yang ingkar dan akan menjadikan orang-orang yang mengikut engkau diatas orang-orang yang ingkar hingga Hari Kiamat."
Keterangan: Di dalam Hadits Bukhari di bawah ayat itu Ditulis didapati keterangan, bahwa Hadrat Ibnu Abbas r.a. berkata: mutawafika artinya mematikan kamu.
Dan tentang arti kata: (rofiuka) di dalam Hadits Kanzuh Ummal jilid II hal. 53 terdapat keterangan sebagai
berikut:
Artinya: Apabila seorang abdi merendahkan hatinya, Allah meninggikan derajatnya sampai langit ketujuh.
Dalil Ketiga
Artinya: Al Masih ibnu Maryam tidak lain melainkan seorang Rasul, sesungguhnya telah berlalu Rasul-Rasul
sebelumnya. Dan ibunya adalah seorang yang amat benar. Mereka kedua-duanya biasa makan makanan.
Dalam surah Al-Anbiya ayat 8 Allah swt berfirman lagi:
Artinya: "Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal."
Keterangan: Nabi Isa as pun tidak terkecuali waktu beliau hidup di dunia ini harus makan Tetapi sekarang beliau tidak makan, artinya sudah wafat.
Dalil Keempat
Allah swt berfirman dalam surah Ali Imran ayat 144.
Artinya: "Dan Muhammad tiada lain melainkan seorang Rasul, sesungguhnya telah berlalu Rasul-Rasul sebelumnya."
Keterangan: Di dalam ayat lain dalam Quran Karim Allah swt berfirman: (Surah Al Baqarah ayat 141).
Artinya: "Itulah suatu ummat yang telah berlalu sesudah habis masanya."
Dalam kamus bahasa Arab "Lisanul Arab," terdapat tulisan (keterangan) yang bunyinya:
Artinya: Ia berlalu, apabila sudah mati.
Maksud ayat itu jelas sekali, bahwa semua Rasul yang datang sebelum Muhammad saw semuanya sudah wafat.
Dalil Kelima
Allah swt herfirman dalam surah Al A'raaf ayat 25:
Artinya: "Di situlah kamu akan hidup dan di situlah kamu akan mati dan dari padanyalah kamu dikeluarkan. "
Keterangan: Jadi menurut hukum (peraturan) Allah swt sebagaimana tersebut dalam ayat di atas, manusia hidup dan mati di atas dunia inilah. Manusia tidak bisa hidup di luar bumi ini tanpa hawa (udara) dari bumi. Sebab itu Nabi Isa as pun sudah wafat.
Dalil Keenam
Allah swt berfirman dalam surah Maryam ayat 31:
Artinya: "Dan Dia menjadikan aku (Isa as) seorang yang diberkati dimana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan menunaikan zakat selama aku hidup. "
Keterangan: Allah swt memerintahkan kepada Nabi Isa as agar selama beliau (Nabi Isa as) hidup harus mendirikan sholat dan membayar zakat. Tetapi pada dewasa ini beliau tidak membayar zakat lagi, artinya beliau sudah wafat.
Dalil Ketujuh
Allah swt berfirman dalam surah Anbiya ayat 34:
Artinya: "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu. Maka karena itu apakah jikalau kamu mati mereka akan kekal."
Keterangan: Menurut ayat ini, apabila Nabi Muhammad saw wafat, tidak mungkin bagi orang-orang lain, walaupun Nabi Isa as dapat hidup untuk selama-lamanya.
Dalil Kedelapan
Di dalam kitab Hadits Kanzul Ummal jilid IV hal. 160, Hadhrat Fatimah r.a. menerangkan bahwa Rasulullah saw
bersabda:
“Sesungguhnya Isa ibnu Maryam usianya seratus dua puluh tahun”.
Dalil Kesembilan
Rasulullahh saw bersabda (lihat Tafsir Ibnu Katsir jilid II hal. 100):
”Jika Musa as dan Isa as hidup, mereka harus ikut aku.”
Soal: Banyak orang yang salah menafsirkan surah An-Nisa ayat 157-158. Menurut mereka, Nabi Isa as tidak disalib, tetapi diangkat oleh Allah swt ke langit. Yang disalib itu adalah orang lain. (Oleh Allah swt diganti dengan orang lain yang diserupakan dengan Nabi Isa as). Ayatnya berbunyi:
Artinya: “Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula mematikannya di atas salib akan tetapi ia disamarkan kepada mereka seperti yang mati di atas salib. Malahan Allah swt telah meninggikan derajatnya kepada-Nya”.
Jawab & Keterangan: perkataan sholabuhu dalam ayat tersebut, bukan berarti bahwa orang-orang Yahudi tidak menaruh Nabi Isa as di atas salib, tetapi yang sebenarnya - mereka tidak menyalibkannya sampai mati.
Didalam kamus Al Munjid kita baca:
Artinya: "Ia menyalib tulang-tulang artinya mengeluarkan sumsumnya." Sedangkan Nabi Isa as tidak dipatahkan tulang-tulangnya.
Adapun maksud perkataan syubha bukan berarti bahwa Nabi Isa as disamarkan (diganti) dengan orang lain, tetapi beliau disamarkan seolah-olah telah mati di atas kayu salib. Yang menajdi pokok pembicaraan adalah nabi Isa [bukan orang lain], jadi mestinya Nabi Isa yang disamarkan [seperti mati], bukan orang lain yang disamarkan seperti Nabi Isa.
Tentang perkataan anjalna sudah dijelaskan dalam dalil kedua.
Soal: Banyak orang yang berkata, bahwa menurut Hadits Bukhari: Nabi Isa as akan turun dari langit.
Jawab pertama: Di dalam hadits tersebut tidak terdapat perkataan langit.
Jawab kedua: Perkataan anjalna artinya bukan turun dari langit. Contohnya yang lain kita baca dalam surah Al-Hadid ayat 25:
Artinya: "Dan Kami turunkan besi."
Semua manusia tahu dari mana datangnya besi.
Jawab ketiga: Maksud perkataan "Isa Ibnu Maryam," tidak berarti bahwa Isa Ibnu Maryam yang dulu yang akan datang (sebab Isa Ibnu Maryam sudah wafat), tetapi yang akan datang itu orang lain yang sifat-sifatnya seperti Nabi Isa as, sebagaimana Nabi Yahya as datang dalam sifat-sifat Nabi Ilyasa as (Matheus Bab 17 ayat 12-13).
Semoga Allah swt memberi taufik dan hidayat kepada semua kaum Muslimin agar mereka mengerti dan meyakini tentang wafatnya Nabi Isa as sebagaimana dijelaskan oleh dalil-dalil tersebut di atas, sebab keyakinan atau kepercayaan tentang wafatnya Nabi Isa as itu mengandung arti sukses dan kehormatan bagi agama Islam dan Rasulullah saw.